29 Januari 2012

Anakku

- Anakku -

Layak kiranya bila aku menunduk malu
Sebab pada waktu berlalu
Tak acap kugarit kalam1 padamu,
Anakku.

Layak rasanya jika aku menaruh malu
Karena tiap waktu berlalu
Tak kerap kutoreh suluk2 padamu,
Anakku.

Namun aku bermunajat penuh
Tiap-tiap yang terpadakan lalu
Kelak jadi suar bagi diri dan ahlimu,
Anakku.

fp'28.01.2012
- untuk ananda m.a.p, selamat hari lahir.
1ilmu tauhid; (ilmu tentang keesaan Allah;)
2pengetahuan yang berkenaan dengan usaha mendekatkan diri kepada Tuhan;

10 Desember 2011

CentOS 6.1 telah dirilis

Beberapa minggu lalu aku sedang nge-draft tulisan tentang CentOS CR repository. Karena repo tersebut sangat penting untuk diterapkan pada CentOS 6 box. Hanya saja, draft tinggal draft. Gak kunjung "sempat" di publish tuh tulisan. *sibuk bener ye*

Tapi barusan dengan sadar aku klik saja tombol "Delete" itu. Tahu kenapa? Karena baru sebentar tadi, ku lihat news feed: CentOS 6.1 released. Ya sudah, nanti aku domplengkan saja tulisan penggantinya dalam format versi amat sangat ringkas sekali. Hihihi.

Cek ke mail lists announce@, memang ada sejumlah email baru tertanggal 9/12 yang belum sempat aku baca. Salah satu email itu adalah dari oom Karanbir Singh berikut: [CentOS-announce] Release for CentOS-6.1 i386 and x86_64. Masih hangat, selisih hampir tiga jam saja.

Well,... berarti waktu rilis CentOS 6.1 ini memiliki selisih tiga hari dari RedHat merilis RHEL 6.2, dan _wow_ sekira enam bulan dari RHEL 6.1 dirilis. Catat: enam bulan. Terbayang dong "indahnya." Maka dari itu, pesan ringkas pada tulisan ini, sebagai berikut:

  • yum -y install centos-release-cr
  • yum update

Bermain RedHat OpenShift

Waktu senggang hari ini aku gunakan untuk bermain dengan RedHat OpenShift. Yoi, udah rada basi. Tapi namanya belajar gak pernah ada kata "telat", kan? Karena sekedar belajar sambil bermain-main, maka OpenShift Express merupakan platform yang aku pilih.


OpenShift Express sendiri adalah tempat berkarya dan mengelola karya kita di atas shared cloud computing. Sisi renyahnya adalah, kita dapat berkarya dengan bebas dan gratis. Namun sudah tentu yang gratis begini ada batasannya. Beberapa batasan tersebut di antaranya adalah: (1) OpenShift Express mirip seperti shared hosting (2) setiap akun hanya dapat membuat 5 applikasi, 20 ribu berkas (3) disk space yang tersedia sebesar 256MB (4) per applikasi dapat menggunakan maksimum 300MB RAM dengan 100MB swap (bila overload hihi) (5) dan masih banyak lagi kalau dibandingkan dengan Openshift Flex.


Eh eh, sebelum dimulai, sekedar informasi, sistem operasi yang aku gunakan adalah Fedora 14. Yuk, mari mulai. Bagian pertama adalah tentu saja mengakses portal OpenShift. Kemudian lanjutkan dengan mendaftar di ikuti dengan verifikasi dan aktifasi akun. Lalu sign in deh. Selamat datang!


Selanjutnya, pada halaman awal, segera klik Open control panel pada bagian Express. Nonton video dan demo sih tunda ntar aja.


Sepertinya bermain langsung dengan shell lebih enak, jadi buka terminal aja deh hihihi. Kemudian lanjutkan dengan mempersiapkan OpenShift Express client tools. Langkahnya sebagai berikut:

  • cd /etc/yum.repos.d/
  • sudo wget https://openshift.redhat.com/app/repo/openshift.repo
  • sudo yum install rhc

Setelah memiliki client tool, kita lanjut dengan membuat domain atau namespace dengan cara:
rhc-create-domain -n fp -l user@example.com


Perintah di atas berarti aku membuat domain dengan nama "fp" menggunakan akun "user@example.com". Maka, sila sesuaikan domain dan akun yang digunakan. Karena SSH digunakan untuk authentikasi git repository pada OpenShift, maka pada tahap ini SSH key untuk digunakan pada tahap selanjutnya akan secara otomatis dibuatkan.


Berikutnya, mari aktifkan ssh-agent dan menambahkan key yang akan digunakan untuk authentikasi. Setelahnya langsung lanjutkan dengan melakukan test verifikasi auth dengan rhc-chk. Oh ya, SSH key yang digunakan bisa saja menggunakan yang sudah kita miliki, cukup sesuaikan pada tahap ssh-add. Namun pada contoh ini, aku menggunakan SSH key yang telah dibuat sebelumnya. Lengkapnya demikian:

  • ssh-agent
  • ssh-add ~/.ssh/libra_id_rsa
  • rhc-chk

Nah sekarang kita bisa mulai membuat applikasi. Tapi sebelumnya aku pindah ke direktori kerja "pg" aka Play Ground. Sebagai mainan pertama, aku akan membuat applikasi dengan nama hello dengan PHP-5.3 sebagai tipe applikasi. Ada beberapa pilihan tipe yang bisa digunakan, yaitu: php-5.3, perl-5.10, jbossas-7.0, rack-1.1, wsgi-3.2, dan raw-0.1. Lengkapnya sebagai berikut:

  • cd ~/pg
  • rhc-create-app -a hello -t php-5.3

Kini, seharusnya ada sebuah folder "hello" pada direktori kerja, dan mainanku sekarang bisa diakses dengan alamat hello-fp.rhcloud.com. Artinya sedikit lagi selesai hehe. Aku lanjut dengan memodifikasi halaman utama. Dari halaman default "Welcome to OpenShift" menjadi "Hello World". Yang aku lakukan kemudian adalah:

  • cd hello
  • git mv index.php orig.index.php
  • cat > index.php <<EOL
    <?php
    
    echo "Hello World!";
    
    ?>
    EOL
    
  • git add index.php
  • git commit -a -m "initial commit"
  • git push

Cek hasilnya, yang ini sebelum modifikasi (orig.index.php) dan ini pula setelah modifikasi (index.php). Nah, selanjutnya? Ah, aku cukupkan saja sampai disini. Kalau mendapati dirimu ikut belajar dengan maenan ini, maka sila teruskan imajinasimu. Gutlak, semoga cloudnya selalu cerah dan gak cloudy! *apa sih*


Referensi:



10 November 2011

Fedora 16 telah dirilis

Melalui mailing list announce@, pada 8 November (UTC), dengan subyek Announcing the release of Fedora 16 (Verne), Robyn Bergero, Fedora Program Manager, mengumumkan secara resmi ketersediaan Fedora 16.


Secara ringkas, berikut adalah daftar beberapa hal yang baru pada Verne;


  • GNOME 3.2
  • KDE Plasma workspace 4.7
  • Migrasi dari GRUB Legacy ke GRUB2
  • Penomoran User ID pada sistem dimulai dari 1000
  • Chrony sebagai NTP client default
  • Sugar .94, platform pembelajaran yang digunakan pada proyek OLPC
  • dan masih banyak lagi...

Menunggu apa? Segera dapatkan, install dan gunakan Fedora 16 ;-)

29 Oktober 2011

Menyebrang jalan saja susah

"Mau (me)nyeberang jalan aja susah (se)kali pun di Bandung nih," demikian keluhan seorang kawan yang baru-baru ini berkunjung ke kota Bandung untuk keperluan tugasnya. Ya, jalanan kota Bandung sudah makin penuh sesak oleh kendaraan umum dan pribadi. Dari yang beroda dua hingga dua belas. hehehe.

Sayangnya, bukan sebatas tingkat kepadatan lalu lintasnya saja. Tapi juga kelihatan semakin semrawut. Dan sebagian pemicu kesemrawutan tersebut dapat berupa tidak stabilnya emosi pengendara kendaraan bermotor serta jaringan jalan yang semakin menyempit sebagai efek samping peningkatan jumlah kendaraan umum dan pribadi yang melintas.

Kiranya wajar bila aku mengiyakan keluhan kawan tadi. Tanggapanku tentang keluhan tersebut datar saja. "ya Bandung, ya Cimahi, (s)udah sama (s)aja lah. Sebelas-duabelas." Aku yakin, anda yang menetap atau pernah bermukim cukup lama di Bandung tentu akan berpendapat kurang lebih sama.

Tapi aku sedang tidak ingin menulis keluhan itu berkepanjangan. Saat ini, aku lebih ingin berbagi hal unik yang aku temui.

Kemarin sore, di pertigaan Jalan Raya Cibabat dan Jalan Pesantren, Cimahi, yang tidak dilengkapi lampu lalu lintas. Saat itu sekitar pukul dua sore, menjelang waktu puncak kepadatan arus lalu lintas. Tidak ada polantas, yang mengatur kelancaran pertigaan tersebut.


Lihat Peta Lebih Besar

Disanalah aku menahan tawa sendiri melihat ulah seorang anak. Anak itu berpakaian sekolah dasar, tapi tidak membawa tas. Ia bersama seorang wanita yang menggendong balita. Mungkin itu ibu dan adik kecilnya, aku tidak dapat memastikannya.

Aku tidak pula bisa memastikan sudah berapa lama mereka berada di pinggiran jalan yang sering kali aku lalui ini. Mungkin mereka ingin menyeberang ke Jalan Abdul Halim di sisi lain jalan ini.

Sedari awal memperhatikannya, aku melihat ia memandang lurus ke depan, dengan sesekali menoleh ke kanan-kiri, juga wajah ibunya. Wajah anak itu kelihatan sebal. Ia sedang menghadapi kenyataan bahwa untuk menyeberang di jalan yang lebarnya sekitar 6 meter ini sulit sekali. Seolah tidak ada lagi penghormatan buat mereka, sebagai pejalan kaki. Aku sebut penghormatan, karena memang mereka akan menyeberang pada tempat yang benar, di zebra cross.

Dua menit, tiga menit, limat menit, tak terasa entah berapa lama aku tertahan sambil terus memerhatikannya. Arus kendaraan dari arah Bandung menuju Cimahi juga sebaliknya terbilang padat. Seperti tak ada yang ingin mengalah, semua ingin segera sampai ke tujuan. Dan kemacetan yang aku rasakan dan kesulitan mereka untuk menyeberang adalah hasilnya.

Kendaraan yang ingin berbelok terkepung dari dua arah. Pejalan kaki dan penyebrang jalan seolah dipaksa menonton. Inilah bentuk kesemrawutan jalanan kota. Entahlah, kelihatannya tingkat pendidikan tak ada hubungannya dengan kestabilan emosi pengendara di jalanan. Tujuh menit, dan kami masih tertahan. Berisik, deru mesin kendaraan dan klakson adalah derau paling buruk saat itu.

Cukup lama waktu terbuang hingga kendaraan di depanku mulai bergerak maju perlahan. Ya, kemacetan pada titik tersebut mulai sedikit terurai. Dan, eh, lihat si anak tadi pindah ke sebelah kanan ibunya. Ia lalu menggandeng tangan ibunya dan memejamkan matanya. Aku tidak salah lihat, anak itu memejamkan matanya! percayalah, percayalah, pembaca. Hehe.

Tidak cukup sampai disitu ulahnya. Ia maju, turun dari trotoar ke jalanan. Nekat menarik tangan ibu yang sedang menggendong balita tadi. Sementara Ibunya sedikit menghentakkan lengannya tanda penolakan. Tapi anak tadi terkesan memaksa, meski ia diam, namun seolah ia berkata "Ayo Bu, mari kita nyebrang saja!"

Beberapa kendaraan yang berada dekat dengan mereka tentu saja berhenti seketika. Mungkin pengendaranya ikut memperhatikan ulah anak itu. Ibunya mengalah, ikut melangkah di penyeberangan. Diikuti beberapa pejalan kaki lain yang juga ingin menyeberangkan diri ke sisi lain jalan ini.

Sambil tersenyum menahan tawa, "Alhamdulillah," itu saja yang aku sebut dalam hati. Akhirnya mereka sampai di seberang jalan. Hahaha. Sepertinya nyali saja tidak cukup, sedikit akting sebagai orang buta adalah trik anak itu mengalahkan pengendara yang menahan mereka ke seberang sejak tadi.

Sebagai salah seorang pengendara yang ikut terjebak, sebut saja aku tengah menyiakan umur untuk dihabiskan di jalanan yang mulai macet tidak karuan tersebut. Tapi ulah anak itu meluapkan kesiaan umurku kali ini. Hehe.